Situasi 09 Januari 2020, hujan sedang.

Citarik Hulu di titik peilschaal rusa, coklat

Aliran dari Cigumentong, relatif bersih

Aliran dari Gentong, keruh

Situasi 1

Situasi 2
Solusi?
Situasi 09 Januari 2020, hujan sedang.
Citarik Hulu di titik peilschaal rusa, coklat
Aliran dari Cigumentong, relatif bersih
Aliran dari Gentong, keruh
Situasi 1
Situasi 2
Solusi?
Tanaman Cabe rawit dihiasi oleh bermacam plastik kemasan pestisida dan fungisida keluaran merek terkenal, di Cimulu. Sesak nafas ini ketika melalui kebun cabe yang baru saja di semprot obat-obatan. Saat petani berupaya melindungi tanamannya, pada saat yang sama mereka juga mencemari tanah, air dan tubuh mereka sendiri. Sampai kapan?
Salah satu dokumen penting yang ditunggu oleh para stakeholder pegiat di gerakan Citarum Harum adalah desain besar/ grand design atau ada yang menyebutnya blueprint/ cetak biru.
Pada kegiatan Citarum Expo di Gedung Sabilulungan, kompleks Pemerintah Kabupaten Bandung pada hari Selasa, 19 Januari 2019, Pemerintah Propinsi Jawa Barat telah meluncurkan dokumen Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum 2019-2025. Dokumen rencana aksi ini selanjutnya akan dituangkan menjadi Blue Print yang akan menjadi panduan bagi upaya pengendalian pencemaran di sungai Citarum, demikian dilansir dari SindoNews.
Dokumen Rencana Aksi mencakup setidaknya tujuh point yaitu:
Pada bagian pembukaan yang ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat selaku Dansatgas Citarum Harum, tertera sbb:
Dokumen Rencana Aksi Penanganan DAS Citarum disusun berdasarkan mandat
Peraturan Presiden 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan DAS Citarum dengan melibatkan semua pemangku kepentingan melalui tahapan-tahapan diskusi baik di tingkat pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, swasta, akademisi dan penggiat lingkungan.
Penyusunan Rencana Aksi bertujuan agar tersedianya pedoman pemangku kepentingan dalam penyusunan rencana yang lebih teknis, penyusunan penganggaran serta sebagai acuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam usaha penanganan DAS Citarum.
Dokumen ini terdiri atas perumusan masalah, perumusan indikator keberhasilan yang dapat terlihat (quality statement), serta perumusan rencana aksi dan indikasi kebutuhan biaya untuk penanganan DAS Citarum yang akan dilaksanakan. Diharapkan dokumen ini menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk DAS Citarum yang lebih baik.
Harian Umum Pikiran Rakyat, Jum’at 21 September 2018, Halaman 22
Diskusi hasil pendataan sub-das Citarik yang dilakukan oleh anggota muda Wanadri 2018. Terbuka untuk umum, gratis.
Jum’at, 21 September 2018, pukul 13.00 – 17.00 WIB
Aula Pikiran Rakyat, Jl. Asia Afrik No. 77
Narasumber:
Sebagian lahan Ciaro, eks Perkebunan Sindoelang (foto 2013)
SITUASI UMUM
1. Terdapat lahan eks Perkebunan Sindoelang (jaman Belanda) yang saat ini memiliki rasio tegakan pohon yang sangat rendah
2. Sebagian besar tidak dimanfaatkan dan hanya berupa semakan. Menurut wawancara singkat, tidak dimanfaatkan untuk pertanian karena masalah tenurial dan ketersediaan air
3. Luas tangkapan air ±330 hektar dan terdapat 4 anak sungai yang mengalir ke sungai Citarik.
4. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan kawasan konservasi TBMK
PENGGUNAAN
1. Untuk lahan yang terdapat pengairan, terlihat juga digunakan untuk pertanian sayuran/hortikultura dengan jenis komoditi pada umumnya Tomat, cabe dan Kol.
2. Penggunaanya sebagian kecil saat ini adalah pertanian lahan kering dengan komoditi al: Jagung dan Tembakau
3. Sering dijadikan lintasan pegiat offroad baik roda 2 maupun roda 4
4. Ada beberapa unit rumah pertanian, diperkirakan milik orang kota (perlu di identifikasi lebih lanjut)
5. Sering dijadikan area untuk berburu (babi hutan)
TENURIAL
– (belum teridentifikasi)
namun menurut cerita yang beredar sudah dilakukan redistribusi (redis) kepada para pemilik individu dan dimiliki beberapa eks petinggi dan pejabat pemerintahan (perlu dikonfirmasi ulang)
POTENSI TEKANAN/ POLUTAN
Sedimentasi dan juga residu pupuk serta pestisida
POTENSI DAN IDE PENGELOLAAN
1. Buffer zona untuk kawasan konservasi TBMK
2. Calon lokasi pemindahan perkampungan enclave dari dalam kawasan hutan -> menjadi desa wisata atau desa adat
3. Pemandangan indah untuk wisata dan aktifitas luar ruang
4. Peternakan rusa sebagai buffer stok taman buru
USULAN PENANGANAN
1. Identifikasi tenurial -> tata guna lahan dan pengelolaan terpadu
2. Sosialisasi konservasi tanah -> identifikasi pengguna -> demplot agroforestry
3. Pembangunan dan pemeliharaan sabuk hijau di sepanjang bantaran sungai
4. Bangunan konservasi air dan tanah
5. Zonasi untuk lahan kampung enclave dan peternakan rusa
Pertanyaan awal yang menggelitik dan mendasari simulasi dan kajian praktis ini adalah:
Apa dan berapa pestisida serta pupuk yang diimbuhkan petani pada lahan pertanian di sektiar basecamp TBMK dalam satu tahun?
Untuk menjawabnya, kami kemudian mencoba melakukan simplifikasi dan langkah-langkah yang akan diceritakan secara singkat dalam tulisan ini.
Kami melakukan wawancara dengan petani lokal (RG, 1 Maret 2018), mengenai tanaman sayur hortikultura yang banyak ditanam oleh petani di sekitar basecamp TBMK. Didapat informasi bahwa pada umumnya yang cocok dan ditanam oleh petani adalah trio komoditi tomat, cabe dan kol. Selanjutnya kami coba mencari tahu berapa jumlah dan apa saja jenis imbuhan yang diberikan petani pada komoditi tersebut selama masa tanam sampai panen. Dan ternyata untuk jangka waktu tanam tumpangsari 3 komoditi tersebut selama satu tahun hasilnya adalah sebagai berikut :
NO | JENIS | VOLUME | BAHAN AKTIF | |
1 | pupuk ayam | 2000 | kg | |
2 | petroganik | 320 | kg | |
3 | NPK mutiara | 200 | kg | |
4 | Fungisida Dithane | 8 | kg | Mancozeb |
5 | Insektisida Prevathon | 750 | ml | Klorantraniliprol |
6 | Insektisida Daconil | 2 | kg | Klorotalonil |
7 | Organik Cair | 2 | ltr |